Berjuang untuk Sembuh, Demi Keluarga Tercinta


 Manusia dan Penderitaan

Berjuang untuk Sembuh,
Demi Keluarga Tercinta
Penyakit, satu kata yang terdengar amat pedih. Sakit itu bisa dibilang salah satu penderitaan karena tubuh merasa tidak enak. Tuhan yang maha kuasa memperikan penyakit sesungguhnya hanya dengan dua alasan. Pertama, karena peringatan, karena sebagai manusia itu kita diciptakan tak luput dari kesalahan.Mungkin Tuhan marah dan menegur kita dengan cara seperti ini. Kedua, karena ujian atau cobaan. Tuhan ingin menguji seberapa kuat hamba-Nya menerima cobaan dan ujian dari-Nya.
Kejadian ini terjadi pada tahun 2006, tepatnya pada saat aku menduduki bangku dua SMP. Tepatnya aku tinggal di sekolah berasrama. Pada suatu hari ketika aku hendak membereskan barang-barangku, bingkai fotoku jatuh dan pecah. Foto itu foto aku bersama ayahku. Shock tentunya, karena setelah itu perasaan tidak enak selalu menyelimutiku, mimpi-mimpi buruk pun selalu menghantuiku. Cemas, takut, tidak tenang, gelisah. semua rasa ini tercampur menjadi satu. Ditambah orang rumah tak ada yang member kabar kepadaku, telfonku pun tak pernah ada yang menjawab. Hal ini sukses membuat nilai ujianku berantakan. Sungguh menderita merasakannya.
Suatu waktu kepala asrama memberi pesan , tertulis orangtuaku akan menghubungi sesaat lagi. Aku menunggu telfon itu dengan suasana hati yang begitu cemas. Ketika mamahku menelfon, terdengar suaranya gemetar dan begitu menyedihkan. Akupun sangat lemas mendengar kabar darinya. Ayahku, inspirasiku, terbaring dirumah sakit dari dua bulan yang lalu. Dan mama meminta maaf pada ku karena baru member kabar karena tidak ingin membuat ku tidak konsentrasi ujian.
Tiga bulan berlalu, aku pulang kerumah karena memang sedang masa liburan. Ketika ku tiba dirumah, sungguh kuasa Tuhan yang Maha Segalanya. Ayah dirumah, kondisinya mulai membaik, jauh lebih baik dari kabar yang waktu itu kuterima. Sungguh ini keajaiban. Tuhan sayang kepada kami. Ayah pun sangat hebat berjuang melawan semua penyakitnya demi berkumpul lagi bersama kami semua.
Satu tahunpun berlalu. Perjuangan ayah pun tidak sia-sia, kondisi terus membaik dan membaik. Dari yang sudah difonis presentase kehidupanya hanya lima persen oleh dokter , tetapi sungguh karena-Nya sampai sekarang kami masih memiliki sosok ayah. Palawanku. Inspirasiku.



Comments

Popular posts from this blog

Latihan Pascal

Home Learning with RAF and Bunda Millati

LINK BELANJA ONLINE MILLATI