Pahlawan Merah-Putih

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSTRAAN
Pahlawan Merah-Putih
Tanpa aku sadari, aku selau tersenyum ketika mendengar kata-kata darinya. . Itulah Rendy, seseorang yang selalu membuatku kesal tapi bahagia. Tapi sekarang ini dia sangat sibuk dengan ekskul PASKIBRAnya, sampai-sampai tak punya waktu untuk ku.
Berbaring santai di balkon rumah, menikmati sejuknya angin sore. Tiba-tiba handphone ku berdering, tanda sms masuk dan aku lihat pada layar tertulis “my hero beetle”. Aku senang sekali,dan langsung ku klick tombol ok. “La jelek, aku low batt nih, ngecharge yuk!. Aku tunggu di tempat biasa. Ok? Aku cuma bolehin kamu jawab dua huruf yaitu hanya huruf o dan k. Hehehe ”.  Lagi-lagi aku tersenyum membacanya. “Dasar cowok aneh.” Gumamku dalam hati.
****
“attention! battery  is full.” Ucap Rendy. “ Aku juga seneng ketemu cowokku yang super sibuk ini.” Balasku setengah menyindir. Baru saja lima belas menit, tiba-tiba handphone Rendy berbunyi, dan seperti dugaanku dia harus latihan PASKIBRA. Huft! Semenjak bulan Juli tiba, sejak itu pula kesibukan Rendy dengan tim PASKIBRAnya. Sampai-sampai dia menjadi “sisuper sibuk”.
Suatu sore ketika aku pulang sekolah aku merasa tubuhku sangat lemas dan tiba-tiba hitam di sekeliling ku. Lalu aku tak tahu apa yang terjadi pada ku. Ketika aku tersadar ada mama di sampingku. “Dimana ini ma?” Tanyaku bingung. “Della tadi kamu pingsan kondisi kamu sekarang sangat lemah, jadi istirahat ya sayang.” Ucap mama lembut. Berbaring membuat ku bosan, sejenak aku berfikir, “apakah Rendy tak menyempatkan sedikit waktunya untuk menjengukku?”
****
“Hai La, mau ke kantin? Bareng yuk? “ Sapa Rendy dengan wajah tanpa dosa. “Gak mau!” balasku jutek . Aku pun langsung menuju kelasku. Entah mengapa aku begitu marah padanya. Sesampainya dibangkuku, aku meliahat ada empat sms darinya dan aku balas “Gak usah peduliin aku, kamu kan sibuk, Tim PASKIBRA lebih membutuhkanmu.” Sebenarnya aku sedih mengirim sms seperti itu, tapi entahlah aku juga tidak mengerti apa yang harus aku lakukan. Bel pulang berbunyi menandakan pelajaran telah usai, ketika aku membereskan buku-bukuku ada anak kelas sepuluh menghampiriku. “Maaf kaka, ka Della kan?” Tanya anak itu. Dan aku pun mengangguk. “Ini untuk kaka.” Tambahnya sambil member kertas memo padaku.
“La, aku tahu kamu marah, tapi aku mohon kamu temui aku di gerbang sekolah. Jika kamu datang kamu akan mengerti.” With love Rendy. Akhirnya aku memutuskan untuk menemuinya karena jujur aku penasaran pada memo Rendy. Aku melihatnya menunggu di sisi gerbang dan aku  menghampirinya. Lalu aku disuruh memakai helm dan kita pun pergi dengan motornya ke tempat yang Rendy maksud. Aku bingung ketika melihat tempat ini. “Ini kan Taman Makam Pahlawan”. Gumamku dalam hati. “La, lihat itu!” sambil menunjuk batu nisan, dan aku pun menghampirinya. Aku sangat terkejut melihat nama yang ada batu nisan itu, jelas itu adalah nama ayah Rendy. Berarti ayah Rendy adalah…
“La, maafin aku ya, selama ini aku gak ada waktu buat kamu karena terlalu focus sama PASKIBRA ku. La, kamu tahu gak, dulu ayahku itu anggota CIA dan ada yang menjatuhkan ayahku karena beliau adalah orang Indonesia. Ayah sangat marah ketika Indonesia di rendahkan oleh mereka. Pada akhirnya ayah dihukum mati karena berani menantang ketua CIA. Ayah sangat membela nama Indonesia. Ada sebuah nasehat Ayah yang selalu ku ingat, ‘Jadilah kamu generasi penerus bangsa yang menjunjung tinggi merah-putih ini nak, ini adalah harga diri kita! Merah-putih adalah dua kata yang mempunyai makna yang sangat mendalam dan saling berhubungan. Merah yang berarti berani berjuang dengan raga yang sehat dan kuat, sedangkan putih berarti memiliki jiwa yang suci dan tangguh. Maka jadikanlah ini sebagai filosofi hidupmu Ren’ Begitu pesan ayah yang sangat melekat padaku. Setelah ayahku meninggal aku bertekad akan memperjuangkan juga merah-putih dengan menjadi pengibarnya di Hari Kemerdekaan, mengibarkannya sampai ke ujung tiang tertinggi.”  Aku terdiam mendengar penjelasannya. Malu, kagum, dan terharu.
“Ayah, besok aku akan menempatkan merah-putih di tempat yang tinggi, agar ia dapat berkibar dengan gagah.” Ucap Rendy lirih.
****
Upacara Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal tujuh belas bulan Agustus tahun dua ribu sebelas dimulai…
Selanjutnya Pengibaran bendera merah putih
Aku mengikuti upacara dengat cermat dan tegang. Tapi aku kagum pada Rendy ku yang sukses mengibarkan bendera dengan sangat baik, tim Paskibra pun berjalan dengan lancar dan sempurna.
Hiduplah Indonesia Raya……..
Semua ikut Beryanyi. Aku sangat lega karena upacara berjalan sangat baik. Aku bangga padanya yang menjadi pengibar bendera di Istana Negara pada tahun ini. Ternyata kesibukannya semata-mata hanyalah memperjuangkan agar lolos seleksi untuk menjadi tim Paskibra di Istana Negara. “Selamat ya Ren, maafin aku selama ini ya.” Ucap ku sambil menjabat tangannya. “Iya aku maafin asal….” “Plakkk” balas Rendy dan jitakanya berhasil mendarat di kepalaku.
Yang aku tahu dari hal ini adalah, kemerdekaan harus di pertahankan! Aku melirik cowok jangkung di sebelahku,sambil bergumam lagi  “Aku bangga padamu”


Comments

Popular posts from this blog

Latihan Pascal

Home Learning with RAF and Bunda Millati

LINK BELANJA ONLINE MILLATI